Bahasa Indonesia: Dapur tradisional di desa adat Penglipuran memiliki ciri khas berupa atap dapur terbuat dari sirat bambu, tembok dapur terbuat dari anyaman bambu, dan lantai dapur terbuat dari tanah. Selain memiliki fungsi sebagaimana dapur pada umumnya, di dalam bangunan ini juga dilaksanakan kegiatan ritual upacara agama/adat pada hari tertentu.

Di dalam bangunan dapur terdapat tungku tradisional yang mana dipergunakan sebagai tempat memasak dengan memakai kayu bakar, di atas tungku terdapat "penapi", yang mana berfungsi untuk menyimpan kayu bakar, dan juga biasanya untuk menyimpan buah-buahan (contohnya: pisang) yang sudah panen tapi masih agak mentah, sehingga diharapkan karena dipanaskan dari tungku bisa cepat matang. Di bagian atas ruangan dapur terdapat suatu ruang khusus yang disebut dengan "tukub", yang mana biasanya dipakai untuk menyimpan hasil panen dengan jangka waktu yang lama, contohnya: jagung. Di dalam dapur juga ada tempat yang disebut dengan "lenggatan" mirip dengan kabin yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang rumah tangga. Yang menarik di dalam dapur ini juga terdapat tempat tidur, yang mana secara tradisi dalam suatu keluarga besar biasanya orang yang umurnya paling tua atau yang sudah lansia tidur di dapur ini. Secara filosofis agar mereka yang sudah lansia bisa tidur di ruangan yang hangat karena dapur setiap hari dipakai untuk memasak.

Bangunan dapur tradisional ini adalah contoh dari sekian jenis bangunan tradisional yang terdapat di desa adat Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali